Kamis, 27 Agustus 2009

Jualan Pulau



“Pulau.. pulau... pulau... pulau! Pulaunya Mas.. Pulaunya Bu.. di jual murah meriah lho...,” teriak seorang gadis berpakaian lusuh.
Aku yang sedang konsentrasi ngupil di depan rumah kaget juga. Upilku yang mau dapat sampai terlepas lagi dan segera beranjak ke depan rumah.
“Dik, kamu jual pulau?” tanyaku padanya hampir setengah menjerit karena dia jalannya tampak terburu-buru.
“Ia mbak, mbak mau beli?” tanyanya dengan menyeringai, memamerkan baris-baris giginya yang putih kekuning-kuningan.
“Iya, kamu jual kue pulau atau pulau beneran atau apa? Kalau jual pula beneran masa bisa?” tanyaku sambil mengerutkan dahi, lupa kalau upilku masih bertengger di hidungku yang mancung.

“Ya pulau beneran lah.. ne aku bawa brosurnya, mbak mau gak? Murah lho mbak gak sampai milyaran. Sumpah deh! Mau dulu gak? Ntar kalau mau aku lihatin brosurnya,” terangnya dengan nada riang.
“Eh aku tanya dulu, kamu kenapa bisa jualan pulau? Mang pulau itu milikmu? Kamu masih kecil kok bisa jualan pulau? “ heranku justru makin kuat dan kali ini aku ingat kalau upilku harus segera diambil, dengan cueknya aku tanya dia sambil telunjukku mengorek-ngorek lubang hidungku.
“Mbak ini mau beli apa mau introgasi aku tho?” jawabnya ketus.
“Ya dua-duanya,”tungkas aku.
“Ya dah gini lho mbak aku memang punya banyak pulau, aku menemukannya saat aku keliling dunia ini mbak. Ada banyak banget pulau yang aku temukan. Aku sudah daftar dan aku beri nama satu persatu. Unik-unik mbak namanya. Pasti mbak akan suka kalau melihatnya. Ada pulau yang bunganya, ada juga pulau yang banyak buah-buahnya. Eh tapi mbak ada syarat khususnya kalau mau beli pulauku.” Terangnya dengan cerewet.
“Apa?” sahutku cepat.
“Mbak harus mau aku nina bobokin dulu dengan dongeng-dongeng tentang pulauku. Nah ntar kita ketemu dalam alam mimpi, nanti kita transaksi di sana aja mbak. Karena mbak akan langsung aku tunjukin pulau-pulaunya satu persatu. Kita akan keliling dulu mbak. OK ya !” ajaknya sangat ceria.
“Hah”, seruku dan seketika itu juga upilku berhasil aku dapatkan.

Minggu, 23 Agustus 2009

Jiwa Pohon


Andai sebuah pohon dapat mengungkapkan apa yang ia rasakan. Betapa sakitnya ketika dirinya ditebang. Betapa sakitnya ketika ia dibunuh.. dan dihempaskan...

Menyiksa banget kali ya... Coba saja bayangkan jika pohon tak memberikan oksigennya pada manusi. Emang manusia bisa hidup?? Cobalah berpikir dan merenung...

Andaikan pohon juga manusia, ia punya keluarga... ketika salah satu dari mereka ditebang apa yang kemudian di rasakan?? Sedih bukan...

Yuk kita sama-sama memberi tempat buat keluarga pohon hidup... kita saling membantu bukan??

Rabu, 19 Agustus 2009

Klik


Halaman itu tak begitu luas, namun puluhan orang-orang memenuhinya. Ya hari ini menjelang tengah siang, tersebar orang-orang yang mengenakan toga. Ah sekiranya mereka adalah orang-orang yang berbahagia karena hari ini mereka telah menunaikan tugas akademiknya. Gembira bukan?! Dan aku hanya bisa melihat dengan tatapan yang jauh.

Aku melihat di bawah sudut menara air itu, serombongan keluarga yang sedang mengabadikan diri lewat kamera digital. Ada kakek, ada nenek, ada ayah, ada ibu, ada adik, ada teman spesial. Sungguh membahagiakan, mereka berpose, klik..klik...klik dan langsung peristiwa itu akan terabadikan dalam sebuah foto bergambar.

Aku melihat mereka, aku mendengar tawa bahagia mereka, aku merasakan rasa haru orangtua mereka. Dan akupun ikut tersenyum.. bahagia..

Selasa, 18 Agustus 2009

Pengorbanan

Baru beberapa hari ini, bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya yang katanya ke 64. Tetapi menurutku seh belum merdeka, karena penjajah kita sudah berubah bentuk. Kalau kita tidak pintar-pintar banget, kita tidak tahu jangan-jangan di sebelah kita juga adalah penjajah itu sendiri.
Aku tidak mau ngomongin tentang kemerdekaan, itu hanya pembuka saja karena tidak etis lah, ini kan sedang bulan Agustus yang semestinya kita mengheningkan cipta kembali untuk memperingati jasa pengorbanan dari para pahlawan. Nah itu tadi aku mau bilang tentang pengorbanan. Yap pengalaman semalam membuatku tersadar tentang arti pengorbanan
Aku mengerti setiap orang entah sekali atau berkali-kali pernah bertegur sapa dengan pengorbanan. Langsung tidak langsung tentunya.
Termenung dalam diriku, bahwa setiap manusia yang menjalankan kehidupan ini memang hebat! Berbekal nafsu dan otak, masing-masing pada diri mereka bisa memutuskan apa yang harus dilakukan, tak terkecuali untuk berkorban.
Aku, dia, ia, kamu, mereka adalah masing-masing orang yang tentunya akan berjumpa dengan pengorbanan. Mari kita gandeng bersama-sama, kita lapangkan dada kita untuk menghayati lebih dalam tentang arti pengorbanan.

Senin, 17 Agustus 2009

3 Malam

tiga malam aku menghitung waktu, tik..tik..tik dentang bunyi jam mejaku.
Duh waktu kok terasa lambat berjalan. aku tidur gelisah, aku bangun entah mau mengerjakan apa, aku pun tak tahu.
Pikiranku hanya tertuju pada diri aku sendiri, ah andai aku punya sayap lebih banyak, andai aku punya tangan lebih banyak... eh apa tidak mengerikan ya??
yang pasti tiga malam ini aku berjuang untuk menjernihkan pikiran yang agak mbundhet.
Yap yap yap... aku berpikir bahwa semua manusia unik sekali lagi UNIK. (aku punya teman namanya unik juga...hehehe)